Bakti Sosial PPNI Menuju Musda Nagekeo II, Sekdes Ululoga: Kami Sangat Terbantu

    Bakti Sosial PPNI Menuju Musda Nagekeo II, Sekdes Ululoga: Kami Sangat Terbantu
    Rapat penyampaian sekilas tentang profil Desa Ululoga oleh Sekdes Ululoga, Krispianus Moo (tengah).

    NAGEKEO - Menuju Musyawarah Daerah ke-II yang akan diselenggarakan pada Agustus 2022 mendatang, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Nagekeo menggelar sejumlah kegiatan bakti sosial seperti perawatan kesehatan, peduli stunting dan peduli gizi anak. 

    Kegiatan tersebut digelar di Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, NTT, Jumat (15/07/2022).

    Ketua DPD PPNI Kabupaten Nagekeo, Sumiyati Hasan menuturkan, hampir semua profesi tenaga kesehatan dari Puskesmas Mauponggo ikut ambil bagian dalam kegiatan bakti sosial PPNI.

    "Kegiatan ini diinisiasikan oleh PPNI Nagekeo. Selain perawat, ada dokter, bidan, farmasi, gizi, promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan serta para aparat desa di setiap RT yang ambil bagian dalam kegiatan bakti sosial ini, " jelasnya.

    Bakti sosial perawatan kesehatan dan peduli stunting serta peduli gizi anak di Desa Ululoga, kata Sumiyati, berupa pemberian bantuan telur ayam kepada anak stunting dan anak kurang gizi kemudian menyambangi rumah-rumah warga yang bermasalah kesehatan berdasarkan hasil pendataan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

    "Jadi kegiatan bakti sosial ini, kami memberi bantuan berupa telur ayam satu anak satu rak (30 butir yang diperuntukan kepada 15 orang anak penerima manfaat terkonfirmasi stunting dan 5 orang anak yang terkonfirmasi kurang gizi. Kita juga mengintervensi lanjut kepada keluarga-keluarga yang bermasalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, ibu hamil beresiko tinggi juga pasien jiwa, " tambah Sumiyati.

    Menurutnya, khusus untuk peroalan hipertensi di Desa Ululoga, banyak pasien yang ditemukan putus minum obat bahkan tidak minum sama sekali. 

    Sumiyati menyebutkan, dari 202 KK yang ada di Ululoga, 85 rumah diantaranya dinyatakan mengalami masalah kesehatan. Sementara yang dapat dikunjungi hanya 67 rumah sedangkan 18 rumah sisanya belum dikunjungi oleh karena penghuni sedang berada di luar wilayah dan juga di ladang.

    "Jumlah rumah di Desa Ululoga sedianya 202 KK. Dan dari jumlah itu, yang bermasalah kesehatan ada 85 rumah. Tadi kami kunjung hanya 67 rumah. 18 rumah sisanya kami tidak kunjung karena penghuninya lagi keluar wilayah dan juga sedang berada di kebun, " tandasnya.

    Disamping itu Sumiyati juga berharap, perawat maupun tenaga kesehatan di Puskesmas Mauponggo terutama tenaga kesehatan di Desa Ululoga, agar terus memberikan edukasi kesehatan serta melakukan kunjungan ke rumah warga minimal 3 rumah dalam sehari.

    Dalam hal itu dimaksud agar warga desa tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan tidak terputus pengobatannya.   

    "Kami berharap ini menjadi tugas rutin teman-teman perawat dan tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi tentang kesehatan dengan melakukan kunjungan ke rumah-umah warga secara terjadwal dan dibantu oleh aparat desa dalam mengawal sebagai tindak lanjut hasil yang kami temukan, " harap Sumiyati.

    Sementara itu Kepala Desa Ululoga melalui Sekretarisnya Krispianus Moo mengatakan, Desa Ululoga penduduknya berjumlah 925 jiwa dari total 202 kepala kelurga. Jumlah penduduk yang terbilang kecil itu, masih didapati anak yang terkonfirmasi stunting serta kekurangan gizi. 

    Bagi dia persoalan itu adalah sebuah pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawab bersama baik Pemerintah Desa Ululoga maupun para tenaga kesehatan.

    "Penduduk Desa Ululoga berjumlah 925 jiwa dari totalnya 202 KK. Dengan jumlah yang terbilang kecil ini namun masih didapati yang terkonfirmasi stunting, kurang gizi serta masalah kesehatan lainnya. Kita masih terus perjuangkan untuk penanganan persoalan ini baik dianggarkan melalui dana desa ataupun juga dana DAK. Tahun ini untuk penanganan stunting termasuk dengan kegiatan yang berkaitan dengan Lansia dan disabilitas serta ibu hamil di Desa Ululoga, kami menganggarkan dana sekitar 27 juta bersumber dari dana desa, " ungkap Krispianus.

    Menurut Krispianus, angka stunting di Ululoga mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Pasalnya, hal itu dikarenakan adanya atensi dari pihak swasta maupun  Pemerintah Kabupaten Nagekeo.

    "Kami bersyukur tahun kemarin yang didapati angka stunting naik di desa kami. Namun pada tahun ini turun menjadi 15 anak atau jiwa. Oleh karena adanya bantuan atau campur tangan baik dari pihak swasta dan juga pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Dengan bantuan itu kami komitmen akan semaksimal mungkin menekan angka stunting dari 15 menjadi turun bahkan nihil di wilayah kami, " tandasnya.

    Disela itu, Krispianus berterimakasih kepada PPNI Nagekeo yang telah berkunjung dan melakukan bakti sosial di Desa Ululoga. 

    Ucapan terima kasih kepada PPNI Nagekeo, pasalnya ditengah wilayah yang sering dilanda bencana tanah longsor itu, tentu masyarakat sangat membutuhkan terakait pelayanan atau perawatan kesehatan.

    "Saya sangat senang ada kunjungan dari PPNI Nagekeo untuk melakukan kegiatan bakti sosial di wilayah kami. Dengan adanya bakti sosial ini, kami sangat terbantu apalagi diketahui sendiri di mana kondisi wilayah kami sangat sering dilanda bencana tanah longsor. Saya pikir dengan adanya kegiatan ini, pelayanan untuk perawatan kesehatan masyarakat kami akan lebih mudah, " ucap Krispianus.

    bakti sosial ppni nagekeo ntt
    Muhamad Yasin

    Muhamad Yasin

    Artikel Sebelumnya

    Peduli Stunting dan Perawatan Kesehatan...

    Artikel Berikutnya

    BPN Nagekeo Harus Obyektif dan Transparan...

    Berita terkait