NAGEKEO - Bertempat di Aula Hotel Samudra Mbay, Senin (22/11/2021) kemarin, Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, membuka secara resmi Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka Penggalang Tingkat Kabupaten Nagekeo Kwartir Cabang Nagekeo Tahun 2021 yang akan berlangsung tanggal 22 sampai 27 November 2021.
Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Pora) Kabupaten Nagekeo.
Stefanus Tipa, Sekretaris Dinas Pora, dalam laporannya menjelaskan bahwa pada tahun 2021 ini, Pramuka memasuki usia ke-60 tahun.
"Keberadaan Pramuka telah memberi kontribusi besar dalam membentuk karakter pemuda. Pramuka sebagai pendidikan luar sekolah, menjadi satu poros penting dalam mencetak generasi masa depan yang lebih berkualitas dalam pembangunan bangsa, "jelas Tipa.
Kegiatan ini difokuskan pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pembina Pramuka Tingkat Gugus Depan agar kegiatan kepramukaannya ke depan berjalan optimal.
Materi pelatihan meliputi Peraturan Baris Berbaris (PBB), Morse, Simapore, Api Unggun, dll.
Sedangkan para pelatih bersertifikat yakni Christina Azi Wona, Viktor Tegu, M. Uco Feto, (Ketiganya dari Nagekeo), A. Abdul Gefar, M. Rifai (keduanya dari Ende), dan Paskalina Masi (Ngada).
Peserta adalah para Pembina Pramuka Penggalang sebanyak 20 orang dari 20 sekolah tingkat SMP (gugus depan penggalang).
Selanjutnya, Bupati Don, dalam sambutannya, memberikan catatan penting terkait keberadaan dan peran pramuka dalam pembangunan daerah.
"Saat ini masuk awal musim hujan. Isu lingkungan penting untuk kita perhatikan. Sampai tahun ke-3 saya belum lihat pramuka urus lingkungan. Minimal saya diundang.Ketika keliling, saya tidak lihat pramuka berseliwerang. Minimal ada tanda-tanda kehidupan, "
"Saya minta para pendamping, kegiatan di luar ruangan harus ada kegiatan lingkungan. Kontak Dinas Lingkungan Hidup. Cek ada tanaman apa, tanam di mana. Mulai di sekolah-sekolah dulu lah. Untuk menggerakan kepedulian, sekolah dalam kota menjadi pemicu..."
Kita juga korban modernisasi produk kapitalis. Makan dalam kemasan, plastiknya berserakan di jalan. Dan Pelaku terbanyak anak sekolah.
Saya berharap pelatihan ini masuk sekolah, merubah perilaku menangani sampah.
Saya kesal, kerja hanya dengan DPA. Hampir nol. Waktu terus berjalan, tapi prestasi kegiatan kita kecil sekali.
Ini diwujudnyatakan dalam pelatihan ini. Supaya ada sesuatu yang jelas dan berbekas dari uang rakyat yang kita pakai.
Setelah isu lingkungan, isu yang kedua adalah isu SDM kita.
Pertanyaan dasar kita dari waktu ke waktu adalah terkait penggilan hidup kita. Menjadi abdi negara, menjalani amanah Tuhan YME. Tiap hari harusnya kita semakin lebih baik dalam memaknai panggilan itu, agar keberadaan kita dalam birokrasi menjadi nyata.
Isu SDM juga di masyarakat. Bagaimana kita menjadi penyalur belajar pemerintah. Bagaimana meningkatkan SDM dg institusi berbasis di sekolah.
Kita bertanya tentang makna hidup kita. Jawaban disiapkan oleh agama dan budaya kita. Makin hari harus makin naik level. Nilai yg kita bawa harus sudah built in (terbangun dari dalam).
Saya ingin ini menjadi panduan ketika kita membimbing anak-anak kita. Kita bawa mereka dari wkatu ke waktu ke level yang semakin tinggi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Warga Jakarta Berlimpah Subsidi
|
Isu bahwa kita bodoh miskin, yah, karena tidak bisa kelola sumber daya yang ada pada kita.
Dari Peta Bumi, NTT paling merah. Bagaiman kita memanfaatkan matahari ini.
Ini Gudep SMP.Pada level SMP, tugas guru adalah memetakan minat, bakat dan kompetensi anak. Setelah tahun ke 9 anak tidak hanya dapat ijazah tapi ada deskripsi rinci, minat ini, bakat ini, kompetensi ini, dan seterusnya
Untuk itu, kita belajar apa itu kompetensi, bagaimana mengenal minat dan bakat anak. Bagaimana selama 3 tahun anak ada di kelas. Sehingga orang tua akhir tahun ke 9 tahu anak ini akan jadi ilmuwan. Masuk sekolah vokasi (kejuruan) supaya cepat masuk dunia kerja.
Orang tua banyak yang frustrasi. Anak SMP ramai-ramai masuk SMA. Lalu paksa diri mask kuliah. Tidak punya bakat jadi saintis, sehingga tidak kompetitif.Fakta saat ini. Tes ASN tahun ke 4 passing grade dinaikan. Pasing grade ini penting karena rakyat butuh pelayannya yang pintar, " ujar Don.
Hadir dalam kegiatan ini, Asisten I Setda Nagekeo, Imanuel Ndun, Kadis Pora, Kristoforus Aja, dan Kepala Kesbangpol, Pius Dhari.
Para peserta nampak antusias dan bersemangat sambil membawakan yel-yel dan pekik pramuka.
(Protkompim/STS)